Mendidik Anak
الْحَمْدُ للهِ، الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ
آدَمَ وَحَوَّاءَ فَتَنَاسَلَ بَيْنَهُمَا جَمِيْعُ اْلأُمَمِ فِى الْعَالَمِ.
أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْمَلِكُ السَّلاَمِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ. اللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَشْرَفِ اْلأَنَامِ وَعَلَى أَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ (أَمَّا بَعْدُ) فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْن
«وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ
خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللّهَ
وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً»
Hadirin jamaah jumah yang mulia
Melalui mimbar Jum’at yang mulia ini, kami mengajak kepada
saudara-saudara sekalian khususnya kepada diri saya sendiri, marilah kita
bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dengan arti taqwa
yang sebenar-benarnya. Manunggal antara pengertian dan perbuatan, ikhlas dalam
melaksanakan perintah Allah serta ikhlas meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Hadirin jamaah jumah yang mulia
Di era derasnya perkembangan zaman seperti
sekarang ini, dimana globlalisasi telah mengkaburkan nilai-nilai budaya dan
etika kehidupan. Kemajuan teknologi telah mencapai taraf yang mengagumkan,
dimana budaya asing merambah dan merubah budaya lokal. Hal itu semua memang
terkadang mampu mengagumkan sebagai kemajuan taraf kehi-dupan, namun ironisnya
penyaringan akan dampak negatifnya dari semua itu tidak mampu kita lakukan
terlebih lagi bagi generasi muda sekarang ini. Sehingga membuat corak kehidupan
semakin tak karuan, pergaulan bebas terjadi dimana-mana, moral bangsa semakin
tak punya arah, narkoba menjadi konsumsi biasa dan sudah masuk ke desa-desa.
Kita sangat prihatin kalau melihat pola hidup generasi muda sekarang ini,
terlebih lagi sebagai orang tua tentunya merasakan kekha-watiran yang sangat
dalam melihat perkem-bangan zaman seperti sekarang ini.
Hadirin yang berbahagia
Memperhatikan sekilas gambaran di atas, kita
sebagai orang tua, kita harus sadar bahwa betapa besar tanggung jawab kita dalam
mengemban amanah yang berupa seorang anak itu. Terlebih lagi anak merupakan
titipan dan amanah Tuhan yang harus kita pertanggung-jawabkan di hari kemudian.
Oleh karena itu, jangan sampai kita semua salah dalam mendi-diknya agar kelak
mereka tumbuh menjadi generasi yang bisa diharapkan bukan malah menjadi beban.
Marilah kita bekali dan kita didik anak-anak kita dengan pendidikan yang baik
dan benar. Marilah kita bentengi generasi penerus bangsa ini dengan akhlak mulia
agar meraka tidak terpengaruh dan berbuat hal-hal yang negatif, sehingga kelak
bisa menjadi anak yang shaleh dan shalehah, sekaligus bisa men-jadi harapan nusa
bangsa dan agama.
Dengan demikian kita sebagai orang tua dalam
hal ini memiliki peranan yang tidak saja besar, akan tetapi juga menentukan arah
anak-anak kita, akan dijadikan apa mereka, dan dibawa kemana mereka, sebab
Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhori:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ،
حَتَّى يَكُونَ أَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ
يُمَجِّسَانِهِ
Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya, adapun
ia akan menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi tergantung kedua orang tuanya dalam
mendidik dan membimbingnya. Anak ibarat sehelai kertas yang masih putih dan
bersih, ibaratkan air yang masih jernih dan suci, dan yang mengukir kertas putih
itu adalah orang tuanya.
Hadirin Yang Berbahagia
Hal yang perlu diingat dalam mendidik anak,
adalah keteladanan yang baik dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Mengingat
kondisi seorang anak yang masih cenderung ingin meniru setiap perilaku yang
terlihat oleh kasat matanya. Sementara ia masih belum mengerti mana yang baik
dan mana yang buruk. Dia masih belum memahami bahaya dan kerugian yang akan
menimpanya. Oleh karena itu, perhatian orang tua, sebagai orang yang paling
dekat dengan anak-anaknya harus-lah selalu memperhatikan aspek etika dan moral
agama.
Oleh karena itu, mendidik anak jangan sampai
hanya terbatas mengisi otaknya saja, akan tetapi jiwanya harus diisi dengan
nilai-nilai spiritual religius, serta pendidikan agama agar kelak di samping
mereka menjadi sese-orang yang intelek dia juga alim dan berbudi luhur. Kalau
pun nanti dia menjadi pejabat, dia akan menjadi pejabat yang jujur.
Hadirin kaum muslimin yang yang mulia
Anak merupakan satu-satunya harapan, kebanggaan
dan penerus perjuangan kedua orang tua. Sebesar apapun kekayaan yang kita raih,
melambung tinggi jabatan yang kita sandang, melimpah ruah harta yang kita miliki
kalau tanpa dikaruniai seorang anak semuanya akan sirna dan sia-sia belaka
putuslah harapan orang tua. Begitu juga jika kita dikarunia seorang anak namun
tak bisa menjadi harapan di masa depan maka sirna pula cita-cita kita sebagai
orang tua.
Oleh karena itu, marilah anak-anak kita, kita
beri pendidikan yang seimbang, antara pendi-dikan akal dan pendidikan hatinya,
antara jasmani dan rohaninya, antara kecerdasan otak dengan kecerdasan mata
batinnya, agar kelak dia dapat menjadi generasi yang membang-gakan serta dapat
mengemban amanat sebagai harapan nusa, bangsa, dan agama serta dapat berbakti
kepada kedua orang tua, yang pada akhirnya dapat menolong kita di alam
barzah sana. amin amin ya robbal ‘alamin.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ
الرَّحِمِيْنَ
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar