Rabu, 12 November 2014

KHUTBAH HARI RAYA IDHUL FITRI

Khutbah Idul Fitri

اَللهُ أَكْبَرْ 3× اَللهُ أَكْبَرْ 3× اَللهُ أَكْبَرْ 3×
كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ هُوَ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُ ِللهِ، الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ اْلأَعْيـَادَ مِنْ عَوَائِدِ اْلإِحْسَانِ، وَفَوَائِدِ اْلاِمْتنِـَانِ مِنْ رَبِّ الْمَلِكِ اْلمَنـَّانِ، إِلَى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ يـَجْتَهِدُوْنَ ِفْي شَهْرِ رَمَضَانَ بـِالصِّيـَامِ وَالتَّرَاوِيـْحِ وَتـِلاَوَةِ اْلـقُرْاَنْ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلجَبـََّارُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ اْلمُخْتَارُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ (أما بعد):
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنـَفْسِي بِتـَقْوَى الله. وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمُ الْعِيْدِ وَيَوْمُ الْفـَرَحِ وَالسُّرُوْرِوَيَـوْمَ أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعاَمَ وَحَرَّمَ  عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، لِتَنَاوُلِ مَرْضَاتِ اللهِ اْلغَفُوْرِ، وَلِتَنَاوُلِ الصَّائِمِيْنَ وَالصَّائِماَتِ جَزِيْلَ اْلأُجُوْرِ. فَاشْكُرُوْا اللهَ تعَاَلَى بِالتَّكْبِيْرِ وَالتَّهْليِْلِ وَالتَّحْمِيْدِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الشَّكُوْرُ.
Hadirin Sidang Jamaah Shalat Idul Fitri Yang Berbahagia
Perlu kita syukuri dan kita sadari bersama bahwa saat ini kita berada pada hari yang agung, hari dimana Allah Azza Wa Jalla memperlihatkan kemulyaan dan keagungan-Nya serta kebesaran-Nya, seraya seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia, baik yang ada di pelosok-pelosok desa maupun yang ada di tengah-tengah kota, yang tua ataupun yang muda, bersama-sama bertauhid mengesakan Allah, dan bersedia untuk bangkit secara serentak menggemakan dan mengumandang-kan takbir, tahlil dan tahmid, sehingga meme-nuhi cakrawala kehidupan ini. Untuk itu dalam kesempatan yang berbahagia ini saya berwasiat kepada diri pribadi saya sendiri khususnya, dan mengajak kepada para hadirin semua, marilah kita tundukkan segenap jiwa dan raga kita untuk patuh kepada Allah SWT, sebab dengan rasa taqwalah insya Allah kita semua termasuk orang-orang yang khusnul khotimah dan diberi kemuliaan hidup di sisi Allah SWT. “Sebab mulyane menungso mungguhi Allah ora songko baguse busono, ugo ora songko baguse rupo, balek mulyane menungso mungguhe Allah yoiku wong kang paling taqwa dumateng ngersanipun Allah SWT”.
Dan marilah kita selalu bersyukur kepada-Nya, karena pada saat ini kita semua masih diberi umur yang panjang, sehingga di pagi yang sangat ceria ini, kita semua dapat ber-kumpul bershaf-shaf memenuhi tempat yang barokah ini untuk melaksanakan sholat Idul Fitri berjamaah. Dan semoga kebahagiaan ini tidak hanya kita dapatkan di dunia saja akan tetapi juga kita rasakan di akhirat nanti.
مِنْ يَوْمِ هَذَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، أَمِيْن أَمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Hadirin Yang Berbahagia
Dalam pesta semesta yang gegap gempita ini, dengan gemuruh takbir kemenangan yang hingar bingar, dan memenuhi angkasa raya, serta menggelora ke dalam jiwa. Marilah se-jenak kita renungkan hakikat amal perbuatan yang telah kita lalui bersama, dalam nuansa hati yang tak terkendali ini.
Sebab kata-kata Idul Fitri yang diambil dari bahasa Arab, yaitu fithrah, mempunyai makna kembali kepada kesucian, atau kembali ke asal kejadian manusia yang terlahir tanpa noda dan dosa sedikitpun. Namun dalam perjalanan hidup manusia yang memiliki kewajiban untuk berhubungan, baik khablum minallah maupun khablum minannas senantiasa tidak bisa luput dari yang namanya kesalahan dan dosa baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Hadirin Yang Berbahagia
Kita sebagai umat Islam pada hari ini memang telah merayakan kemenangan, dimana kita telah melaksanakan ujian melawan hawa nafsu di dalam bulan suci Ramadhan, dengan melakukan puasa satu bulan penuh dengan segala tantangan, halangan dan rintangan yang mengitarinya. Melakukan tadarrus al-Quran, sholat tarawih, sholat Lailatul Qodar, dan mengeluarkan zakat fitrah, serta ibadah sosial lainnya, dan sekarang kita akhiri dengan sholat Idul Fitri berjamaah. Hal itu semua menunjuk-kan bahwa yang menang menguasai jiwa kita adalah Nafsu Muthmainnah, yaitu nafsu yang selalu patuh dan tunduk kepada Allah SWT, nafsu yang selalu mengajak kepada kemas-lahatan, dan kemanfaatan bagi orang banyak dengan didasari semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT. Oleh karena itu sudah barang tentu mulai detik ini kita semua telah dibersih-kan dari semua dosa-dosa yang berhubungan dengan Haqqullah. Bersih dari dosadosa yang kita perbuat yang langsung berhubungan dengan Allah. Sesuai dengan janji Allah dalam hadits qudsi-Nya:

اِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا إِلىَ عِيْدِكُمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِيْ كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ أَجْرَهُ أَنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْا إِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِيْ صُمْتُمْ لِيْ وَافْطَرْتُمْ لِيْ فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ
Namun perlu kita ketahui, bahwa dosa yang diampuni oleh Allah itu, hanyalah dosa yang berhubungan langsung dengan Allah SWT. Sementara masih banyak dosa yang kita per-buat, yang berkaitan dengan sesama umat manusia, dimana pintu ampunan Allah bergan-tung pada pintu maaf orang yang bersang-kutan. Dan ini perlu kita sadari dan kita akui bahwa dosa dan kesalahan kita terhadap sesama manusia lebih-lebih terhadap kedua orang tua kita yang telah merawat dan men-didik kita semua dengan belaian kasih sayang, baik yang kita sengaja maupun yang tidak di-sengaja. Begitu banyak dan sering kita lakukan, “Karena sehebat apapun dan sealim apapun seseorang itu pasti mempunyai salah dan dosa kepada orang lain, lebih-lebih kepada kedua orang tua”. Sebab setiap manusia disamping dibekali sifat ketuhanan iapun diberi sifat Syaithoniyah dan sifat-sifat Hewaniyah yang mampu menjerumuskan kita dalam kubangan dosa dan kesalahan. Maka dari itu bertepatan dengan bulan Syawal ini, marilah kita per-banyak hubungan silaturrohmi guna saling memaafkan antar tetangga, sanak famili, dan keluarga, agar dosa-dosa kita yang berhu-bungan dengan haqqul Adam atau sesama manusia juga terhapus dan terampuni.
Sehingga pada hari raya idul fitri kali ini, diharapkan semua dosa apapun lebur dan terhapus, dan akhirnya kita semua bisa kembali sebagaimana fitrah kita, suci tanpa dosa, bersih lir kadiyo si jabang bayi yang baru lahir dari gua garbaning ibu Amin Ya Robbal Alamin.

Hadirin Jamaah Sholat Idul Fitri Yang Berbahagia
Perlu juga kita sadari bersama bahwa mulut, tangan, kaki, perut dan anggota tubuh kita yang biasa kita gunakan untuk beribadah, bersujud, berdzikir, berpuasa, serta memberi zakat dan shodaqoh ini, juga dapat meng-habiskan modal pahala yang kita tumpuk sepanjang umur kita, dan membuat kita ter-jerumus dalam siksa api neraka. Ini semua dikarenakan kita terlalu meremehkan dosa dan kesalahan kita terhadap sesama, lebih-lebih kepada orang tua kita, yang telah mengukir jiwa kita selama ini, dengan jerih payah dan belaihan kasih sayang, yang mana seandainya air susu ibu itu kita tebus dengan madu seluas samudera dan emas sebesar gunung, itupun semua masih belum sepadan balas budi kita kepadanya. Apalagi sampai kita khianati dan kita sakiti hatinya. Pernahkah kita memba-yangkan jerih payah orang tua kita yang tak pernah mengharap balasan dari kita?, pernah-kah kita memberikan kasih sayang kepada orang tua kita seperti mereka memberikan kasih sayangnya kepada kita? Jawabannya pasti kita tidak pernah. Begitu besar jasa orang tua ter-hadap kita, sehingga ada pribahasa jawa yang mengatakan bahwa, kasih sayange wong tuwo iku gedhene sak kelopo, tapi kasih sayange anak nang wong tuwo iku gedhene mek sak upo. Istilah lain mengatakan nek dunyone wong tuwo mesti kanggo anake, tapi nek dunyone anak durung karuane kanggo wong tuwo. Oleh karena itu “Pintero ilmune paribasane, sundul langit biso ambles bumi, ditembak lakak-lakak, dibacok ora tedas, sugio dunyo bronone” tapi kalau durhaka dan berani terhadap orang tua terlebih lagi tidak mau me-minta maaf kepadanya niscaya kita akan celaka  dan sengsara baik di dunia maupun di akhirat-nya, sebab wonten dawuh:
رِضَا اللهُ فِيْ رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِيْ سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ
Ridhonya Allah tergantung kepada ridhonya kedua orang tua, dan murkanya Allah juga tergantung pada murkanya kedua orang tua”.

Hadirin Sidang Jamaah Sholat Idul Fitri Yang Berbahagia
Selain itu juga, marilah kita renungkan hari raya Idul fitri yang diselimuti dengan keba-hagiaan ini dengan meningkatkan rasa kepe-dulian kita terhadap sesama, sebab suatu kenyataan, bahwa pada hari raya Idul Fitri yang bahagia ini keadaan saudara-saudara kita berbeda-beda, ada yang bergembira ada yang susah serta merana. Sebagaimana saudara-saudara kita yang saat ini masih terkena musibah dan bencana, dimana mereka kehilangan harta benda dan keluarganya. Alangkah  prihatin dan susahnya mereka, seperti halnya anak-anak yatim piatu yang masih membutuhkan kasih sayang orang tuanya, kemana mereka harus mengadu kebahagiaan, meminta kegem-biraan dan keceriaan. Terlebih lagi saat mereka menyaksikan teman-teman sebayanya ber-gandengan dan bersalaman mesra dengan kedua orang tuanya, serta bangga mengenakan pakaian yang serba baru. Namun bagi anak yatim piatu, jangankan bersalaman dengan orang tuanya, bertemu saja dengannya, hanyalah sebuah impian belaka, dengan linangan air matanyalah mereka menghapus kerinduannya kepada orang tuanya dan mengisi hari bahagia ini dengan bayangan-bayangan semu, “Seandai-nya orang tua ku masih hidup, mungkin aku bisa bergandengan dan bersalam mesra dengannya dan mungkin aku bisa bahagia seperti teman-temanku yang lainnya”.
Oleh karena itu, pada kesempatan Idul fitri kali ini marilah hati nurani kita, kita buka untuk melakukan sesuatu yang berarti bagi saudara-saudara kita yang hidupnya masih dalam belenggu kesengsaraan. Dan alangkah bahagianya mereka, manakala rasa gembira yang kita miliki saat ini bisa sedikit kita bagi-bagikan kepada mereka.

Hadirin Yang Berbahagia
Sekali lagi marilah kesempatan yang baik ini kita gunakan untuk saling berbagi dan bersilaturrohim, memohon maaf dan ber-simpuh kepada kedua orang tua kita, halal bi halal sambang sinambang kepada sanak saudara dan tetangga untuk menghilangkan dosadosa yang berhubungan dengan sesama manusia. Marilah kita buka lembaran baru yang masih putih dan bersih, kita tutup lembaran lama yang terdapat banyak salah dan dosa, biarlah yang tua memberi maaf pada yang muda, orang tua memberi maaf pada anaknya, suami memberi maaf pada istrinya, mertua memberi maaf pada menantunya, demikian pula sebalik-nya. Dan marilah kita hapus semua rasa dendam, suudzon, hasud, dengki, dan takabbur. Agar supaya kita tidak lagi mempunyai dosa yang berhubungan dengan haqqullah dan haqqul Adam, sehingga kita dapat kembali suci dan bersih seperti si jabang bayi yang baru lahir dari gua garbaning ibu.
Untuk itu marilah kita jaga kebahagiaan ini dengan selalu melaksanakan kebaikan-kebaikan dalam bulan Syawal dan seterusnya. Dan semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. sehingga kita semua dijadikan orang-orang yang khusnul khotimah. Amin amin ya robbal alamin.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. «قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ»